DENPASAR - Kasus penembakan terhadap orang-orang yang diduga teroris di Sanur dan di Jalan Gunung Soputan Denpasar, menjadi perhatian serius Walikota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra.
Pihaknya meminta aparat desa untuk lebih waspada mengantisipasi adanya ancaman kekacauan dan ketertiban di masyarakat. Semua pihak harus melakukan koordinasi, baik dengan tokoh masyarakat, aparat desa, sehingga ancaman seperti ini bisa diminimalisasi.
''Kami minta semua komponen masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan,'' ujar Wali Kota Rai Mantra saat ditemui usai rapat koordinasi dengan pimpinan SKPD, kepala desa, serta komponen masyarakat Denpasar, Senin (19/3) kemarin di Gedung Ksirarnawa, Denpasar.
Sementara itu, Kepala Desa Sanur Kauh I Made Dana membenarkan kasus penembakan orang-orang yang diduga teroris di wilayahnya di Jalan Danau Poso, tepatnya Banjar Belanjong. Pemilik hotel/bungalo tempat penggerebekan teroris itu merupakan warga Banjar Panti. ''Itu biasanya untuk short time dan juga bisa untuk menginap penuh,'' kata Dana, kemarin.
Made Dana mengatakan, sebelum kejadian, pihaknya melakukan penertiban administrasi kependudukan di tiga blok. Salah satu yang menjadi sasaran penertiban tim kependudukan Sanur Kauh adalah Jalan Danau Poso. Penertiban usai sekitar pukul 21.00 wita dan petugas akan kembali ke pos masing-masing.
Namun, belum sempat bubar, terdengar suara ledakan dan dikira petasan. Petugas poskamling memantau sumber ledakan. Namun sesampai di sana, petugas kepolisian sudah memblokir jalan di sekitar TKP. ''Karena itu, petugas kami diminta ikut mengamankan jalan tersebut,'' kata Dana.
Terkait pelaku yang tertembak, Dana mengasumsikan datang ke sana untuk memantau kondisi sekitar tempat itu. Terlebih, dalam waktu dekat akan ada keramaian pawai ogoh-ogoh. ''Mungkin mereka datang ke sana untuk survei lokasi,'' ujar Dana.
Belakangan aparat di Denpasar seperti petugas Satpol PP, kelurahan, pecalang dibantu aparat kepolisian memang gencar melakukan penertiban administrasi kependudukan.
Dalam operasi penertiban itu, lebih banyak terjaring para penduduk pendatang yang tidak melengkapi diri dengan kartu identitas seperti KTP dan sejenisnya. Tidak terendus dari operasi itu bahwa ada teroris tengah mengintai. Sialnya lagi, beberapa razia yang digelar aparat malah diduga bocor.
Bercermin dari kejadian terakhir, apa yang disampaikan Wali Kota Denpasar layak diperhatikan semua pihak. Terutama, para pengelola tempat penginapan maupun kos-kosan. Maklum, masih banyak dari mereka yang mengabaikan masalah ini.
Banyak penghuni penginapan dan kos-kosan yang tidak jelas identitas, pekerjaan maupun tujuannya. Karenanya, wajib hukumnya satiap warga masyarakat melaporkan bila menemukan orang-orang yang gelagatnya mencurigakan di sekitar lingkungannya. Jangan sampai kebobolan menerima teroris maupun pelaku kriminal lainnya.
Dikutip/diedit dari balipost.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar